Bahan Baku Kapal Langka, Kapal Nelayan diganti dari Fiberglass

Karena kayu semakin sulit diperoleh, maka perahu dari kayu pun semakin mahal. Hal ini mendorong para pengrajin perahu nelayan tradisional untuk bahan baku selain kayu untuk pembuatan perahu. Salah satu bahan yang dianggap lebih ekonomis adalah fiberglass.

Untuk itu, tim dari Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) menyelenggarakan pelatihan pembuatan kapal fiberglass untuk para pengrajin perahu pada 20 dan 27 Juli 2019. Pelatihan dimaksudkan untuk meningkatkan kompetensi pengrajin perahu dalam hal pembangunan perahu kecil termasuk dalam pemanfaatan material alternatif pengganti kayu. Hampir 20 pengrajin perahu dari berbagai daerah mengikuti pelatihan di PPNS.

Kegiatan pelatihan ini disampaikan oleh 3 tenaga pengajar PPNS:  Fathulloh, ST., MT., Budi Prasojo, ST, MT dan Afif Zuhri A, ST., MT.

“Pelatihan ini bertujuan untuk menjamin keberlanjutan usaha para pengrajin perahu setempat dengan semakin terbukanya peluang pasar bagi dengan  pembangunan perahu-perahu kecil berbahan Fiberglass,” ungkap Fathulloh.

Pelatihan akan diawali dengan pengenalan dan pemahaman gambar standar design perahu, pengenalan bahan Fiberglass dan Safety Procedure, pembuatan cetakan, pembuatan perahu sampai dengan finishing.

Selain itu, keunggulan perahu dari fiberglass adalah perawatannya mudah dan tidak memerlukan banyak waktu adan biaya. Proses Docking atau perawatan perahu dimaksudkan untuk memelihara perahu agar selalu dalam keadaan yang siap operasional dan dapat memenuhi jadwal pelayaran perahu yang telah ditentukan tepat pada waktunya.

Keunggulan lain perahu berbahan fiberglass adalah perahu lebih ringan, memiliki ketahanan tiga kali lipat lebih kuat daripada perahu berbahan kayu. Dari sisi harga saat ini, dikarenakan bahan kayu yang sedikit maka harga perahu fiber dengan kayu relatif sama dan malah lebih mahal perahu kayu daripada fiber.

Permasalahan kesulitan pengadaan material utama pembuatan perahu/perahu ikan berbahan kayu sebenarnya sudah menjadi masalah nasional dalam waktu lebih dari sepuluh tahun terakhir.

“Permasalahan ini yang kemudian mendasari kebijakan yang diambil

oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dalam hal modernisasi armada perikanan  rakyat untuk memasyarakatkan penggunakan material alternatif sebagai pengganti kayu dalam pembangunan perahu penangkap ikan,” ungkap Afif.

Sampai tahun 2014, kelompok nelayan penerima bantuan diberikan pilihan jenis material yang digunakan untuk perahu mereka yaitu kayu atau fiberglass. Namun untuk pengadaan perahu ikan bantuan pada tahun 2016-2017 yang berjumlah sekitar 3.325 unit (Saragih, 2016), semua type perahu ikan bantuan mulai 30GT sampai dengan perahu/perahu ikan dibawah 5GT harus menggunakan material Fiberglass.

“Para peserta pelatihan hari ini tak hanya akan mendapatkan teori dan praktek pembuatan perahu fiberglass. Namun, mereka juga akan mendapatkan kegiatan tindaklanjut dan visiting hasil pelatihan dari Tim Pengabdian PPNS untuk kesinambungan program ini” ungkap Budi